ALINEA
Ø Pengertian
Alinea
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata “Alinea” berarti garis baru, paragraf. Gorys Keraf
(1997:1) menyatakan bahwa alinea merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang
bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam suatu
alinea, gagasan menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan yang maksudnya tidak
lain untuk menampilkan pokok secara jelas.
Menurut
Arifin dan S. Amran Tasai (2006:125) “Paragraf adalah seperangkat kalimat yang
membicarakan suatu gagasan atau topik”. Kalimat dalam paragraf memperlihatkan
kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik
tersebut.
Menurut
Akhaidah dan kawan-kawan (1999:144) paragraf merupakan inti penuangan buah
pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari
kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sampai
pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu
rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.
Ø
Syarat-Syarat Alinea
Alinea yang baik dan efektif
harus memenuhi ketiga syarat berikut :
1.
Kesatuan, maksudnya semua kalimat yang membina alinea itu
secara bersama-sama menyatakan satu hal suatu hal tertentu.
2. Koherensi (kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan
kalimat yang lain yang membentuk alinea itu).
3.
Perkembangan alinea (perkembangan alinea adalah penyusunan/
perician daripada gagasan-gagasan yang membina alinea-alinea itu).
Ø
Unsur-Unsur Alinea
1.
Kalimat utama atau kalimat pokok adalah kalimat yang
digunakan sebagai tempat menuangkan pokok pikiran atau gagasan utama. Pokok
pikiran atau gagasan utama sama dengan ide pokok gagasan pokok.
Ciri-ciri kalimat utama :
·
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa
juga diletakkan pada bagian akhir paragraf.
·
Suatu kalimat berisikan kalimat utama ditandai oleh
kata-kata kunci seperti :
1.
Sebagai kesimpulan….
2.
Yang penting….
3.
Jadi, …..
4.
Dengan demikian…
·
Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan
dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat penjelas.
2. Kalimat penjelas
adalah kalimat yang berisi gagasan yang mendukung atau menjadi penjelas kalimat
utama. Kalimat-kalimat penjelas tersebut dalam setiap paragraf harus membentuk
satu kesatuan gagasan.
Ciri-ciri kalimat penjelas :
·
Berisi penjelasan seperti:
1.
Contoh-contoh…
2.
Rincian…
3.
Keterangan…
4.
Dll…
·
Kalimat penjelas biasanya memerlukan kalimat
penghubung.
·
Selalu menghubungkan kalimat-kalimat dalam paragraf.
Ø
Jenis-Jenis Alinea
A.
Jenis Paragraf Menurut Posisi Kalimat Topiknya
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah
kalimat topik. Karena berisi gagasan utama itulah keberadaan kalimat topik dan
letak posisinya dalam paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam
paragraf yang akan memberi warna sendiri bagi sebuah paragraf. Berdasarkan
posisi kalimat topik, paragraf dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu: paragraf
deduktif, induktif, dan deduktif-induktif
1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang letak kalimat
pokoknya ditempatkan pada bagian awal paragraf, yaitu paragraf yang menyajikan
pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai
permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).
Contoh:
Orang yang sukses adalah orang yang mampu menangkap
sebuah peluang dan memanfaatkan peluang itu untuk meraih suatu keberhasilan.
Kemampuan membaca dan memanfaatkan peluang itulah yang menghantar Rahayu S.
Purnami, lulusan Farmasi Universitas Padjadjaran Bandung, sampai kepada
kesuksesan menjadi pengusaha salon keliling yang memberikan pelayanan “door to door”.
2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif yaitu paragraf yang letak kalimat
utamanya terletak diakhir paragraf.
Contoh:
Banjir di Jakarta sebenarnya disebabkan oleh
perbuatan manusia itu sendiri. Contohnya saja masih banyak orang yang
buang sampah sembarangan. Selain itu masyarakat juga tidak peduli terhadap
selokan disekitarnya. Oleh sebab itu, maka seharusnya pemerintah setempat harus
mensosialisasikan bahaya banjir kepada masyarakat. Supaya masyarakat dapat ikut
serta dalam bersosialisasi terhadap bahaya banjir. Dengan kata lain dapat
disimpulkan bahwa seluruh masyarakat dan pemerin- tah setempat harus
membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya agar Jakarta terbebas dari
banjir.
3. Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan
akhir paragraf, maka terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada
akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang
terdapat pada awal paragraf.
Contoh:
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan
rumah yang kuat, murah, dan sehat. Pihak pekerjaan umum sudah lama menyelidiki
bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari
batuan gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api
dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah
yang kuat, murah, dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat.
B.
Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya
Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam tergantung
pada maksud penulisannya dan tuntutan sifat informasi yang akan disampaikan.
Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan
karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga. Berdasarkan
sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima macam, yaitu:
1. Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif adalah isi paragraf
yang mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca.
Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama majalah dan
koran. Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, dan eksposisi umumnya dipakai
dalam karangan ilmiah seperti buku, skripsi dan makalah. Adapun paragraf
naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.
Contoh:
Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar
lingkungan kita bebas dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh
sampah-sampah yang di buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu
kesadaran pada diri kita masing-masing untuk membuang sampah pada tempatnya.
2. Paragraf Argumentasi
Yaitu isi paragraf yang membahas satu masalah dengan
bukti-bukti alasan yang mendukung.
Contoh:
Menurut Ketua panitia, Derrys Saputra, mujur merupakan
kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil
HMTK yang baru. Bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan kepengurusan MHTK
periode 2008–2009, maka sebagai penggantinya dilakukan mujur untuk memilih
ketua dan wakil HMTK yang baru untuk masa kepengurusan 2009–2010.”
3. Paragraf Naratif
Paragraf naratif adalah paragraf yang menceritakan
suatu peristiwa atau kejadian. Dalam karangan atau paragraf naratif terdapat
alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf naratif tidak memiliki
kalimat utama.
Perhatikan contoh berikut!
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak
bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat ke leher. Mobil berhenti di depan
rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah
menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan Tuan
Hasan saling berlomba menyambut kedatangan Nyonya Marta. Paragraf naratif
disusun dengan merangkaikan peristiwa-peristiwa yang berurutan atau secara
kronologis.
4. Paragraf deskriptif
Adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan
sesuatu dengan bahasa.
Contoh:
Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant
yang terdiri dari beberapa pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk
ukuran tabung 15 kg. Disamping itu, mesin cuci dengan bukaan atas ini juga
sudah dilengkapi dengan LED display dan tombol-tombol yang dapat memudahkan
penggunaan. Adanya fitur I-sensor juga akan memudahkan proses mencuci.
5. Paragraf eksposisi
Paragraf yang memaparkan suatu fakta atau kenyataan
kejadian tertentu.
Contoh:
Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten,
Jawa Tengah. Tamat SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta.
Masuk Jurusan Sastra Indonesia Universitas Gadkah Mada, tamat Sarjana Sastra
tahun 1965. pada tahun 1978 Rachmat mengikuti penataran sastra yang
diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta bersama ILDEP dan terpilih untuk
melanjutkan studi di Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden, Nederland, tahun
1980-1981, di bawah bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw”.
C.
Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam
Karangan
Menurut fungsinya, paragraf dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.
Paragraf Pembuka
Tiap jenis karangan akan mempunyai alinea yang membuka
atau menghantar karangan itu, atau menghantar pokok pikiran dalam bagian sebuah
karangan. Alinea pembuka yang pendek jauh lebih baik, karena alinea-alinea yang
panjang hanya akan menimbulkan kebosanan pembaca. Paragraf pembuka bertujuan
mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan . Sebagai bagian awal
sebuah karangan, paragraf pembuka harus difungsikan untuk:
1. Menghantar pokok pembicaraan
2. Menarik minat pembaca
3. Menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi
seluruh karangan.
Setelah memiliki ketiga fungsi tersebut di atas dapat
dikatakan bahwa paragraf pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam
sebuah karangan. Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik
untuk pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
menulis paragraf pembuka, yaitu:
1. Kutipan, peribahasa, anekdot
2. Pokok pembicaraan
3. Pendapat atau pernyataan seseorang
4. Uraian tentang pengalaman pribadi
5. Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
6. Sebuah pertanyaan.
2.
Paragraf Pengembang
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu
karangan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Paragraf ini
didalam karangan dapat difungsikan untuk:
1.
Mengemukakan inti persoalalan
2.
Memberikan ilustrasi
3.
Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
4.
Meringkas paragraf sebelumnya
5.
Mempersiapkan dasar bagi simpulan
3.
Paragraf Penutup
Paragraf ini berisi simpulan sebagian karangan atau
simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali
maksud penulis agar lebih jelas karena mengingat paragraf penutup dimaksudkan
untuk mengakhiri karangan. Penyajian memperlihatkan hal sebagai berikut:
Sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh
terlalu panjang.
Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau
simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian.
Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan
paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya.
Ø
Metode Pengembangan Alinea
Adapun metode pengembangan alinea antara lain :
a. Klimaks Dan Anti Klimaks
Perkembanagn gagasan dalam sebuah alinea dapat disusun dengan
mempergunakan dasar klimaks, yaitu gagasan utama yang mula-mula diperinci
dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya.
Berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi
kedudukannya. Dengan kata lain, gagasan-gagasan bawahan disusun dengan sekian
macam sehingga tiap gagasan yang berikut lebih tinggi kepentingannya dari
gagasan sebelumnya.
Variasi dari klimaks adalah antiklimaks yaitu, penulis
memulai dari gagasan yang dianggap paling tinggi kedudukannya kemudian
perlahan-lahan menurun melalui gagasan yang lebih rendah dan semakin rendah.
b. Sudut Pandangan
Yang
dimaksud sudut pandangan adalah tempat dimana seorang pengarang melihat
sesuatu. Tapi, sudut pandang pandangan tidak diartikan sebagai penglihatan atas
suatu barang dari atas atau dari bawah. Tetapi, bagaimana kita melihat barang
itu dengan mengambil suatu posisi tertentu. Bagaimana seseorang menggambarkan
isi sebuah ruang? Pertama-tama ia harus mengambil sebuah posisi tertentu,
kemudian secara perlahan-lahan berurutan menggambarkan barang demi barang yang
terdapat dalam ruangan tersebut, dimulai dari yang paling dekat
berangsur-angsur kebelakang. Sebab itu, urutan ini juga disebut urutan
ruang-ruang.
c. Perbandingan Dan Pertentangan
Yaitu
suatu cara dimana pengarang menunjukkan kesamaan / perbedaan antara dua orang
bjek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Kita dapat
membandingkan misalnya dua tokoh pendidikan, bagaimana politik pendidikan yang
dijalankannya dengan memperhatikan pola segi-segi lain untuk menerangkan
gagasan sentral itu. Maksudnya untuk sampai kepada suatu penilain yang relatif
mengenai ke dua tokoh tersebut. Segi-segi perbandingan dan pertentangan harus
disusun sekian macam sehingga kita dapat sampai kepada gagasan sentralnya.
d. Analogi
Bila perbandingan dipertentangan memberi sejumlah ketidaksamaan dan perbedaan antar 2 hal, maka analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari 2 hal yang berbeda tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi/ fungsi dari kedua hal tadi sebagai menunjukkan kesamaan-kesamaan antara 2 barang/ hal yang berlainan kelasnya. Bila seorang mengatakan: Awan dari ledakan bom atom itu, membentuk sebuah cendawan raksasa, maka perbandingan antara awan ledakan atom dan cendawan. Merupakan sebuah analogi sebab kedua hal itu sangat bebeda kelasnya, keduali kesamaan bentuknya.
Bila perbandingan dipertentangan memberi sejumlah ketidaksamaan dan perbedaan antar 2 hal, maka analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari 2 hal yang berbeda tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi/ fungsi dari kedua hal tadi sebagai menunjukkan kesamaan-kesamaan antara 2 barang/ hal yang berlainan kelasnya. Bila seorang mengatakan: Awan dari ledakan bom atom itu, membentuk sebuah cendawan raksasa, maka perbandingan antara awan ledakan atom dan cendawan. Merupakan sebuah analogi sebab kedua hal itu sangat bebeda kelasnya, keduali kesamaan bentuknya.
e. Contoh
Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya, atau generalisasi-generalisasi memerlukan ilustrasi-ilustrasi yang konkret sehingga daapt difahami oleh pmebaca. Untuk ilustrasi terhadap gagasan-gagasan atau pendapat yang umum itu maka sering dipergunakan contoh-contoh yang konkret, yang mengambil tempat dalam sbuah alinea, tetapi harus diingat bahwa sebuah contoh sama sekali tidak berfungsi untuk membuktikan pendapat seseorang. Tetapi dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis dan hal ini pengalaman-pengalaman pribadi merupakan bahan yang paling efektif untuk setiap pengarang.
Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya, atau generalisasi-generalisasi memerlukan ilustrasi-ilustrasi yang konkret sehingga daapt difahami oleh pmebaca. Untuk ilustrasi terhadap gagasan-gagasan atau pendapat yang umum itu maka sering dipergunakan contoh-contoh yang konkret, yang mengambil tempat dalam sbuah alinea, tetapi harus diingat bahwa sebuah contoh sama sekali tidak berfungsi untuk membuktikan pendapat seseorang. Tetapi dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis dan hal ini pengalaman-pengalaman pribadi merupakan bahan yang paling efektif untuk setiap pengarang.
f. Proses
Sebuah dasar lain yang dapat juga dipergunakan untuk menjaga agar perkembangan sebuah alinea dapat disusun secara teratur adalah proses. Proses merupakan suatu urutan dari suatu kejadian/ peristiwa.
Sebuah dasar lain yang dapat juga dipergunakan untuk menjaga agar perkembangan sebuah alinea dapat disusun secara teratur adalah proses. Proses merupakan suatu urutan dari suatu kejadian/ peristiwa.
Daftar Pustaka :
http://imanhsy.blogspot.com/2011/05/makalah-b-indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar