Jadikan Inspirasimu

Minggu, 28 September 2014

Fungsi Bahasa secara Umum dan Peristiwa yang Berkaitan dengan Perkembangan Bahasa

FUNGSI BAHASA SECARA UMUM

           1.      Bahasa sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri
Sebagai alat ekspresi diri, bahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan keinginan yang dimilikinya. Begitu juga digunakan untuk menyatakan dan memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai tempat dan situasi.
                                             
           2.      Bahasa sebagai alat komunikasi
Melalui Bahasa, manusia dapat berhubungan dan berinteraksi dengan alam sekitarnya, terutama sesama manusia sebagai makhluk sosial. Manusia dapat memikirkan, mengelola dan memberdayakan segala potensi untuk kepentingan kehidupan umat manusia menuju kesejahteraan adil dan makmur. Manusia dalam berkomunikasi tentu harus memperhatikan dan menerapkan berbagai etika sehingga terwujud masyarakat yang madani selamat dunia dan akhirat. Bahasa sebagai alat komunikasi berpotensi untuk dijadikan sebagai sarana untuk mencapai suatu keberhasilan dan kesuksesan hidup manusia, baik sebagai insan akademis maupun sebagai warga masyarakat. Penggunaan bahasa yang tepat menjadikan seseorang dalam memperlancar segala urusan. Melalui bahasa yang baik, maka lawan komunikasi dapat memberikan respon yang positif. Akhirnya, dapat dipahami apa maksud dan tujuannya.
3.      Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial.
      Sebagai alat integrasi, bahasa memungkinkan setiap penuturnya merasa diri dengan kelompok sosial masyarakat yang menggunakan bahasa yang sama, sehingga para anggota dari kelompok sosial tersebut dapat melakukan kerja sama dan membentuk masyarakat bahasa yang sama. Sementara sebagai media adaptasi sosial, bahasa memungkinkan seseorang menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan anggota masyarakat lain yang menggunakan bahasa yang sama.
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman- teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.

4.      Bahasa sebagai alat kontrol sosial
Fungsi keempat dari bahasa adalah sebagai media kontrol sosial. Sebagai media kontrol sosial, bahasa dapat digunakan untuk mengatur berbagai aktivitas sosial, merencanakan berbagai kegiatan, dan mengarahkannya ke dalam suatu tujuan yang diinginkan. Selain itu, dalam fungsinya sebagai media kontrol sosial, bahasa dapat juga dipakai untuk menganalisis dan mengevaluasi berbagai aktivitas yang dilakukan oleh seseorang. Sebab dengan bahasa seseorang dapat memberikan perintah atau instruksi kepada seseorang lainnya untuk melakukan suatu aktivitas atau melarangnya melakukan aktivitas tersebut. Dengan kata lain, dalam fungsinya sebagai media kontrol sosial, bahasa dapat dimanfaatkan untuk mengontrol segala aktivitas yang dilakukan manusia.

PERISTIWA-PERISTIWA YANG BERKAITAN DENGAN BAHASA
Sejarah

Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern, paling tidak dalam bentuk informalnya. Bentuk bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar. Jenis ini sangat lentur sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya.

Bentuk yang lebih resmi, disebut Melayu Tinggi, pada masa lalu digunakan kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Malaya, dan Jawa. Bentuk bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif Bahasa Melayu Pasar.

Pemerintah kolonial Belanda yang menganggap kelenturan Melayu Pasar mengancam keberadaan bahasa dan budaya Belanda berusaha meredamnya dengan mempromosikan Bahasa Melayu Tinggi, di antaranya dengan penerbitan karya sastra dalam Bahasa Melayu Tinggi oleh Balai Pustaka. Tetapi Bahasa Melayu Pasar sudah telanjur diambil oleh banyak pedagang yang melewati Indonesia.


Bahasa Indonesia

Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Biasanya masih digunakan bahasa daerah (yang jumlahnya bisa sampai sebanyak 360).

Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.

Peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Melayu/ Indonesia

Perinciannya sebagai berikut:
1.      Pada tahun 1901 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan ia dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
2.      Pada tahun 1908 Pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 ia diubah menjadi Balai Pustaka. Balai itu menerbitkan buku-buku novel seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
3.      Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling menentukan dalam perkembangan bahasa Indonesia karena pada tanggal itulah para pemuda pilihan mamancangkan tonggak yang kukuh untuk perjalanan bahasa Indonesia.
4.      Pada tahun 1933 secara resmi berdirilah sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana dan kawan-kawan.
5.      Pada tarikh 25-28 Juni 1938 dilangsungkanlah Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
6.      Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar RI 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
7.      Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
8.      Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tarikh 28 Oktober s.d. 2 November 1954 juga salah satu perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.

Tanggapan :
Setelah membaca sejarah bahasa Indonesia sampai pada peristiwa-peristiwa penting mengenai bahasa Indonesia, dapat dilihat bahwa tidaklah mudah menjadikan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa. Banyak proses yang dilalui untuk sampai pada titik tersebut.
Untuk masa sekarang, dalam pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar sangatlah sulit diaplikasikan. Mulai dari kalangan muda sampai kalangan tua hanya segelintir orang yang benar-benar mengerti serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, dapat dilihat pula dari siswa SMP atau SMA yang mengikuti Ujian Nasional (UN) dalam memperoleh nilai 100 untuk  bahasa Indonesia sangatlah jarang. Padahal bahasa Indonesia kita pakai sehari-hari. Inilah mengapa kita sebagai generasi muda mulai merubah kebiasaan yang sebelumnya memakai bahasa pergaulan yang jauh dari bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Untuk ke depannya, diharapkan bahasa Indonesia lebih dikembangkan dan diperkenalkan ke kanca internasional. Melalui bahasa Indonesia pula budaya asli Indonesia dapat dikenal luas oleh dunia.


Daftar Pustaka :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar