Ø DEFINISI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan dalam kepemimpinan adalah
penting bagi kelangsungan suatu organisasi. Semakin tinggi posisi pemimpin
dalam kepemimpinan organisasi maka tugas utamanya semakin banyak berkaitan
dengan pengambilan keputusan. Seorang pemimpin haruslah memiliki dasar-dasar
yang pasti dalam pengambilan keputusan. Berikut
definisi-definisi pengambilan keputusan :
1. Shull
dalam dalam Ety Rochaety (2008:151) mengatakan bahwa pengambilan keputusan
adalah proses kesadaran manusia terhadap fenomena individual maupun sosial berdasarkan
kejadian faktual dan nilai pemikiran yang mencakup aktivitas perilaku pemilihan
satu atau beberapa alternatif sebagai jalan keluar untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. ⁽¹⁾
2. Menurut
George R. Terry dalam Ety Rochaety (2008: 151), pengambilan keputusan adaah pemilihan
alternatif perilaku tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.⁽¹⁾
3. Menurut
Lipman (1985:81) pengambilan keputusan adalah sebuah proses untuk memecahkan masalah
melalui sebuah sistem yang dirancang melalui pilihan dari beberapa alternatif
jawaban yang sudah disusun berdasarkan sistem keluaran (output).⁽²⁾
Jadi, pengambilan keputusan adalah suatu proses yang
dilakukan manusia untuk mempertahankan kelangsungan organisasi berkaitan dengan
memecahkan permasalahan yang timbul di dalamnya melalui pencarian jawaban yang
paling tepat mengenai masalah tersebut.
Ø DASAR-DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menurut George Terry
(dalam Hasan, 2002:12-13) dasar-dasar pengambilan
keputusan
adalah :
a)
Intuisi. Keputusan berdasarkan perasaan subjektif dari pengambil keputusan. Sehingga
sangat dipengaruhi oleh sugesti dan faktor kejiwaan, disisi lain waktu dalam
pengambilan keputusan relatif lebih pendek.
b)
Rasional. Pengambilan keputusan bersifat objektif, logis, transparan dan konsisten
karena berhubungan dengan tingkat pengetahuan seseorang.
Pada pengambilan keputusan secara rasional
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
·
Kejelasan masalah.
·
Orientasi tujuan : kesatuan tujuan yang
ingin dicapai.
·
Pengetahuan alternatif : seluruh
alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya.
·
Preferensi yang jelas : alternatif bisa
diurutkan sesuai kriteria.
·
Hasi maksimal : pemilihan alternatif
terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal.
c)
Fakta. Pengambilan keputusan yang didasarkan pada kenyataan objektif yang terjadi
sehingga keputusan yang dimabil dapat lebih sehat, solid dan baik.
d)
Wewenang. Pengambilan keputusan ini didasarkan pada wewenang dari manajer yang
memiliki kedudukan lebih tinggi dari bawahannya. Keputusan dapat bertahan lama
namun menimbulkan rutinitas dan sering melewatkan permasalahan yang seharusnya
dipecahkan
e)
Pengalaman. Pengambilan keputusan yang didasarkan pada pengalaman seorang manajer.
Sehingga dapat memperkirakan baik buruknya keputusan.
Dilihat dari dasar-dasar pengambilan keputusan di
atas bahwa pemimpin harus memikirkan banyak pertimbangan sehingga keputusan
yang diambil tepat.
Ø JENIS-JENIS KEPUTUSAN ORGANISASI
Dilihat berdasarkan
masalah yang dihadapi, yaitu :
a. Keputusan
yang diprogramkan (program decision)
Adalah keputusan yang dibuat berdasarkan
pada problem yang diketahui secara baik (well-structured problems) atau
masalahnya diketahui secara jelas. Informasi juga tersedia secara mencukupi
untuk digunakan dalam mengambil keputusan. Demikian pula informasinya dapat
dinilai relevansinya untuk mengambil keputusan. Fakta-fakta dan angka-angka
serta data diolah untuk memberikan informasi yang bermakna sehingga keputusan
bisa diprogramkan.
b. Keputusan
yang tidak diprogramkan (non-programmed decision)
Adalah keputusan yang diambil atau
dibuat berdasarkan masalah yang tidak diketahui secara jelas (ill-structured
problems) atau data dan informasinya kurang tersedia sebagaimana mestinya.
Ø FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
mengambil keputusan sebagai berikut:
1. Hal-hal yang berwujud maupun
tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam
pengambilan keputusan.
2. Setiap keputusan nantinya
harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Setiap keputusan janganlah
berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain.
5.
Pengambilan keputusan merupakan
tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi
tindakan fisik.
6.
Pengambilan keputusan yang
efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
7.
Diperlukan pengambilan
keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik.
8. Setiap keputusan hendaknya
dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul.
9.
Setiap keputusan itu
merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Faktor-faktor
inilah yang sedikit banyaknya mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan.
Ø
IMPLIKASI MANAJERIAL
Pengambilan keputusan adalah suatu proses yang
dilakukan manusia untuk mempertahankan kelangsungan organisasi berkaitan dengan
memecahkan permasalahan yang timbul di dalamnya melalui pencarian jawaban yang
paling tepat mengenai masalah tersebut. Dalam kepemimpinan pengambilan
keputusan sangatlah penting bagi kelangsungan organisasi. Pemimpin harus
benar-benar mengerti masalah apa yang dihadapi dan keputusan apa yang harus
diambil secara cepat dan tepat.
Proses pengambilan keputusan dimulai dari
identifikasi masalah : masalah yang dihadapi dalam organisasi harus diidentifikasi
atau dianalisis. Sehingga pemimpin atau pengambil keputusan mengerti dan
memahami langkah apa yang harus dilakukan setelah itu. Lalu merumuskan masalah
yang telah diidentifikasi, agar langkah selanjutnya tidak melenceng dari masalah
yang dihadapi. Selanjutnya dibuat keputusan dengan berbagai macam jawaban
alternatif, pembuat keputusan harus dapat memilih salah satu jawaban alternatif
yang paling tepat yang selanjutnya dilaksanakan dan dievaluasi pelaksanaannya
sebagai bahan refleksi.
Oleh karena itu, dalam hal pengambilan keputusan ini
pemimpin harus mempertimbangkan segala kemungkinan yang terjadi ke depannya. Karena
pengambilan keputusan yang tepat atau tidak tepat menentukan nasib kelangsungan
organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rochaety, Ety .(2008). SIM Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara
2. Lipman,
J.M. dan Rankin, R.E,. (1985). The principalship concepts, competencies, and
cases. New York: Longman
3. Hilda
Karli, Pertimbangan dan Strategi
Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah, Jurnal Pendidikan Penabur -
No.21/Tahun ke-12/Desember 2013
4. http://sulut.kemenag.go.id/file/file/Katolik/xcjq1363633187.pdf diakses pada tanggal 10 Mei 2014 Pukul 19.30
5.http://books.google.co.id/books?id=8ddnXnhsTSMC&pg=PA57&dq=jenis-jenis+keputusan&hl=en&sa=X&ei=-nFvU9SiLobykAXo0ICwCQ&redir_esc=y#v=onepage&q&f=true diakses tanggal 11 Mei 2014 Pukul 20.00
7. Prof. Dr. Sondang P. Siagian, 1995, Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku
Administrasi-Cet. 13, Jakarta, Toko Gunung Agung