PARA KORUPTOR DI PENJARA
CALON KORUPTOR MERAJALELA
Bila berbicara masalah korupsi
memang tidak ada habisnya dan tentu tidak ada matinya. Korupsi dibahas oleh
berbagai kalangan baik kalangan muda atau tua, kalangan rendah atau tinggi,
semua membahas korupsi. Banyak opini atau pertanyaan publik yang berkembang
mengenai kasus korupsi sebagian besar membahas hukuman dari koruptor, antara
lain : mengapa masa hukuman si x cuma sebentar?, mengapa dendanya cuma
sedikit?, mengapa gak dimiskinkan saja si x dan keluarganya?, mengapa gak dihukum
mati saja si x?, dan masih banyak lagi pertanyaan yang muncul. Terlebih lagi
yang lucu dari kasus korupsi adalah jika 1 koruptor tertangkap maka koruptor
lain mengikuti. Disini artinya adanya korelasi dari 1 koruptor ke koruptor
lain.
“Koruptor tidak takut
hukum”.
Banyak kasus korupsi
yang telah terungkap, dan masyarakat mengetahui berapa saja hukuman koruptor. Hukuman
koruptor ada yang <10 tahun, >10 tahun, dan ada juga yang seumur hidup,
sampai harta mereka disita KPK. Bisa dilihat dari judul yang saya tuliskan “Para
Koruptor di Penjara dan Calon Koruptor Merajalela”, kasus korupsi yang
terungkap menghasilkan koruptor yang di penjara dengan hukuman-hukuman yang
telah disebutkan sebelumnya, tapi mengapa koruptor di luar sana yang belum
tertangkap di luar sana belumlah kapok atau tersadar untuk kembali ke jalan
yang benar dan bahkan masih terus merajalela.
Dampak korupsi
berhubungan dengan berbagai bidang antara lain bidang politik, ekonomi, sosial
dan budaya. Korupsi itu bisa tumbuh di berbagai bidang ini. Oleh karena itu,
korupsi sulit sekali dikendalikan, semakin hari selalu tumbuh bibit baru
korupsi. Korupsi itu ibarat kegiatan penyebaran virus yang semakin hari semakin
meresahkan, sedangkan koruptor itu ibarat virusnya. Berbagai cara telah dilakukan
untuk memberantas korupsi, tapi belumlah tuntas sampai ke akar-akarnya.
Hal yang dapat dilakukan
untuk memberantas korupsi (koruptor) adalah memberantas korupsi (koruptor) dari
diri individu manusia masing-masing, karena disinilah akar daripada munculnya
korupsi (koruptor). Selain itu meningkatkan kejujuran, walaupun jujur itu sulit.
Banyak halangan dan rintangan dalam mempertahankan kejujuran. Oleh karena itu,
jujur itu indah pada waktunya.
Sumber
tulisan : Sendiri